ARTS & CULTURE | respon film | visibangsa.com – “Bagaimana mungkin mengusir penjajah, kalau rakyat kita bodoh,” begitu penggalan dialog film LAFRAN yang kini sedang tayang diberbagai bioskop di tanah air. “Negeri ini sedang sekarat, ibu pertiwi butuh pemuda yang bisa membuatnya bangkit,” lagi-lagi menjadi narasi yang menyengat, Bukankah negeri ini sekarang lagi “sekarat dan terjajah” juga.
Ya, penggalan dialog dan narasi film LAFRAN itu sejujurnya menyengat siapapun yang menontonnya. Hingga bulan April ini saja, puluhan ribu orang sudah menontonnya, artinya setidaknya seribuan orang sudah tersengat dan mengembalikan kesadaran kebangsaannya.
Meski film Lafran merupakan film biografi sejarah pendiri HMI, Prof. Drs. Lafran Pane, yang juga telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional 6 tahun lalu oleh pemerintah, namun ini bukan biografi biasa-biasa saja. Semisal Bupati Pasaman yang menyebut banyak hal bisa dipetik dari film ini.
“Saya sangat mengapresiasi dengan adanya film Lafran ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil,” ujar Bupati Pasaman, Sabar, AS, usai mengikuti nonton bareng (nobar) film Lafran di Padang, Kamis (9/5) lalu.
Untuk diketahui Film Lafran disutradarai Faozan Rizal dan tata naskah oleh Oka Aurora bersama Jujur Prananto. Film diproduksi Korps Alumni HMI (KAHMI) dan REBORN dengan menggandeng Rapeda Studio.
“Film LAFRAN digarap sebagai penghormatan terhadap warisan Lafran Pane atas peran signifikan dalam membentuk HMI dan menginspirasi generasi muda,” tulis kahminasional.com | VS-001 dari berbagai sumber.
