Minggu, Desember 7, 2025

PERUPA “MIRACLE” NOVANDI: Move On Usai Lolos Vonis Gagal Ginjal

Must Read

BERITA SENI BUDAYA | VISIBANGSA.COM – Setelah mendapat “vonis” dokter spesialis penyakit dalam yang menyatakan dirinya mengalamii gagal ginjal, Novandi pun harus menjalani “hukuman dikurung” di ruang khusus HCU (High Care Unit) dan menjalani cuci darah.

Kisah itu direfleksikannya di atas kanvas berukuran 50×60 cm berjudul “REZEKI PENGENDAPAN” seperti terpampang di dinding Galeri Darmin Kopi, Jl. Duren Tiga Raya 7E, Pancoran, Jakarta Selatan.

Lukisan itu, menggambarkan seekor ulat yang membungkus dirinya dalam kepompong, ‘bertapa’ selama beberapa waktu dalam mempersiapkan diri bertransformasi untuk menjadi seekor kupu-kupu.

“Tangan yang menggapai melambangkan saya berharap pertolongan Allah. Dan tetesan air di ujung ranting menggambarkan ini adalah harapan terakhir dalam hidup saya,” ujar perupa Novandi.

Ya, dalam pameran tunggalnya yang dibuka oleh Dokter Monita Lubis, seorang spesialis penyakit dalam yang menemani proses penyembuhannya, Novandi memamerkan tak kurang dari 18 karya lukisnya yang menngisahkan peristiwa ‘miracle’ yang dialaminya.

Dalam sambutan pembukaan pameran tunggalnya bertajuk “MIIRACLE”, Sabtu sore (6/9-2025) lalu, Novandi menyampaikan rasa syukurnya dapat lolos dari vonis gagal ginjal dan menjalani cuci darah.

“Saya bersyukur diberi izin oleh Allah untuk bisa menyelesaikan lukisan-lukisan yang saya buat berdasarkan sebuah pengalaman berupa nikmat, nikmatnya berupa sakit,” ujarnya.

Ia menyebut Tuhan selalu memiliki sudut pandang yang berbeda dengan manusia dalam karunia pemberian. Baik itu kesedihan atau kesenangan, Novandi meyakini Tuhan hanya ingin memberikan yang terbaik dalam garis takdir makhluk ciptaannya.

“Saya menganggap itu nikmat karena Tuhan memberi sesuatu pasti ada maksudnya. Dalam kaca mata manusia itu adalah kesenangan atau kesedihan tetapi kalau dari sudut pandang Tuhan mungkin tidak ada yang namanya kesenangan atau kesedihan, yang ada adalah yang terbaik untuk manusia,” ujar Novandi.

Sementara itu, saat akan membuka pameran, dr. Monita menyampaikan apresiasi yang luar biasa terhadap karya Novandi. Ia menyebut usahanya sebagai seorang dokter tidak akan berpengaruh signifikan jika pasien tidak disiplin dan tidak punya semangat penyembuhan. Novandi adalah wujud nyata kesembuhan bisa dicapai dengan disiplin dan upaya maksimal.

“Proses Novandi adalah bukti nyata kolaborasi antara ilmu medis dan kekuatan tekad manusia. Sebagai dokter, kami memberikan panduan dan pengobatan, tetapi yang menggerakkan semua itu adalah semangat hidup dan disiplin pasien itu sendiri,” jelasnya.

Menurut Monita lukisan-lukisan dalam ‘Miracle’ ini bukan hanya tentang seni tetapi juga catatan visual dari setiap tetes keringat, setiap harapan, dan setiap kemenangan kecil dalam perjalanan penyembuhannya. Ia telah mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah mahakarya yang menginspirasi, dan itu adalah keajaiban yang sesungguhnya.

Miracle menampilkan karya-karya Novandi yang dihasilkan sepanjang proses pemulihannya setelah diagnosis dokter menyatakan ia mengidap diabetes dan gagal ginjal di penghujung 2024. Kedua nikmat, begitu Novandi menyebut penyakitnya, yang bersarang di tubuhnya itu mengharuskan ia melewati hari-hari pergi-pulang ke rumah sakit dan klinik serta menjalani 22 kali cuci darah.

Ia lalu dinyatakan sembuh dan fungsi ginjalnya membaik, setelah disiplin menerapkan pola hidup sehat didampingi Wahyu, istrinya. Sebagai wujud rasa syukur atas keajaiban Tuhan dalam kesembuhannya, Novandi kembali menggoreskan kuas dan melukis karya yang menampilkan tahapan penyembuhannya dengan tema besar metamorfosis.

Kurator Pameran FX Jeffrey Sumampouw menjelaskan dalam karya-karya Novandi, kita menemukan dua arus besar yang bertemu, yakni realitas biologis dan abstraksi spiritual.

“Figur-figur ulat yang hadir dalam beberapa lukisan awal menjadi metafora perjalanan hidup—dari keterbatasan tubuh hingga potensi transformasi. Sosok ‘ulat’ yang muncul dalam karyanya bukanlah sekadar pilihan estetis, melainkan metafora tubuh yang digerogoti penyakit diabetes. Ulat itu lambat, menggerogoti daun, persis seperti diabetes yang perlahan menggerogoti tubuh dan akhirnya melumpuhkan ginjalnya. Namun, ulat juga menyimpan janji metamorphosis, yaitu ia bisa berubah menjadi kupu-kupu. Kehadirannya ditopang oleh daun-daun hijau yang kuat, berdiri di atas latar bertekstur merah muda hingga merah bata, seakan merekam denyut jantung, luka, sekaligus harapan baru,” papar Jeffrey.

“Sementara itu, karya lain menampilkan eksperimen tekstural murni dimana permukaan kanvas dipenuhi simbol abstrak, seolah merekam jejak waktu, rasa sakit, atau denyut energi yang tak terlihat. Lapis-lapis warna dan simbol-simbol itu menghadirkan atmosfer batin, antara keterpurukan dan kekuatan yang tumbuh,” tambahnya.

Jeffrey mengajak hadirin meresapi bagaimana Novandi memindahkan pengalaman-pengalaman dan perasaannya ke dalam bentuk visualisasi. Judul-judul karya : Asal Muasal, Keberlanjutan, Sebuah Perjalanan, Rezeki Pengendapan, Menuju Suatu Ruang, Kunjungan Terindah, Hidup dan Menghidupi, Hari-Hari Baru, Hiburan dan Pengetahuan, Move On, Kunjungan Terindah, Merajut Asa, dan lain-lainnya.

“Benar-benar laksana scene demi scene untuk merampungkan skenario dari satu sisi kehidupannya, tentang pergumulannya dari saat yang paling kritis hingga saat termanis yang pernah ia alami,” ujar Jeffrey.

Di samping itu, Manajer Galeri Yuli Riban mengatakan Darmin Kopi akan terus hadir sebagai ruang dukungan bagi para seniman agar dapat mencapai titik penyempurna dalam berkarya, yakni membuat lukisan-lukisannya bisa dinikmati dan diapresiasi oleh masyarakat.

“Galeri Darmin Kopi akan terus mendukung seorang kreator yang berkarya dan menampilkan karya-karyanya yang luar biasa,” ujar Yuli.

Dalam pembukaan pameran hadir pula sejumlah ketua komunitas seni dan perupa, antara lain Ketua Komunitas Segitiga Art Syafril Cotto, Ketua Komunitas Peruja Rindy Atmoko, Ketua Hipta Dedy Djusmen, budayawan, sastrawan, seniman, dan masyarakat umum.

Melengkapi rangkaian pameran ini, diselenggarakan pula agenda melukis bersama anak yatim pada Selasa (17/9/2025) mendatang dan diskusi bertema “seni & kesehatan” di Galeri Darmin Kopi, Pancoran, Jakarta Selatan.

Pameran akan berlangsung pada Sabtu (6/9/2025) hingga Selasa (17/9/2025). Pengunjung dapat meresapi perjalanan hidup Novandi dalam karya-karyanya yang terpajang setiap hari Senin-Sabtu pukul 10.00 hingga 22.00 WIB. | red.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

SOAL PAJAK BERKEADILAN : Pemerintah Zalim Jika Abaikan Fatwa MUI

NEWS & TALKS | VISIBANGSA.COM - Fatwa terbaru Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai pajak berkeadilan mendapat sambutan hangat dari...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img