Minggu, November 16, 2025

BALAI PUSTAKA : Melanjutkan Ikhtiar Misi Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Must Read

BERITA DUNIA LITERASI | VISIBANGSA.COM Jakarta — Senyum lebar tersungging di wajah Ahmad Fachroji, Direktur Utama PT Balai Pustaka, Kamis (09/10-2025) siang itu. Di tengah suasana hangat kawasan Matraman, Jakarta Timur, ia menyambut tamu istimewanya—Dr. MS Kaban, mantan Menteri Kehutanan yang kini lebih sering dikenal lewat gagasan-gagasannya tentang ekonomi kebangsaan.

Sudah lama keduanya tak bersua. Namun begitu bertatap muka, suasana seakan mundur ke masa 15 tahunan lalu, ke saat keduanya bahu membahu memperkuat industri kehutanan Indonesia. Fachroji kala itu masih menjabat Direktur Pemasaran Perum Perhutani, sementara Kaban dipercaya negara menjadi Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu jilid pertama.

“Dia (Ahmad Fachroji) saya kenal betul. Dulu pernah menopang keberhasilan industri kehutanan kita. Dia seorang profesional sejati,” ujar Kaban sambil menggenggam tangan sahabat lamanya itu.

Tawa mereka pecah saat mengenang masa-masa di Gedung Manggala Wanabakti. Tak hanya urusan hutan dan industri, keduanya ternyata juga “klop” dalam hal lain: bulu tangkis.

“Dulu saya sering main bulu tangkis dengan Pak Menteri Kehutanan ini,” ujar Fachroji sembari tersenyum, mengenang hari-hari sibuk mereka yang penuh semangat.

Kini, medan juangnya berbeda. Fachroji tak lagi berkutat di urusan kayu dan alam, melainkan pada “hutan literasi” yang sedang kehilangan daunnya: Balai Pustaka.

Perusahaan penerbitan legendaris yang berdiri sebelum Indonesia merdeka itu, sempat nyaris “mati suri”—tertidur panjang di tengah gempuran era digital. Fachroji datang membawa napas baru: membangunkan sang legenda agar kembali menulis sejarah.

Bagi MS Kaban, Balai Pustaka bukan sekadar perusahaan negara. Ia adalah roh misi konstitusi: mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Balai Pustaka tak boleh hanya dilihat sebagai perusahaan yang dituntut mencari untung. Yang penting jangan rugi, tapi misi mencerdaskan bangsa itu jangan sampai hilang,” tegas Kaban, sambil menelusuri ruang-ruang kerja gedung tua yang kini mulai bersolek kembali.

Mantan Menteri Kehutanan itu mengingatkan, fungsi BUMN seperti Balai Pustaka sejatinya lebih luas dari sekadar entitas bisnis.
“BUMN itu agent of social change. Kita ini bukan negara kapitalis yang segalanya diukur dari laba. Ada misi negara untuk berpihak pada perubahan nasib rakyatnya,” ujar Kaban.

Kaban pun menyoroti praktik ketergantungan BUMN terhadap konsultan asing. “Semua BUMN yang konsultannya asing, faktanya mana yang sukses?” katanya retoris.

Ia menegaskan, memperkuat BUMN berarti mengembalikan roh kedaulatan ekonomi bangsa, bukan menyerahkan semuanya ke tangan swasta. “Saya percaya Fachroji sebagai profesional mampu membawa Balai Pustaka dalam misi mencerdaskan bangsa di era digital. Jangan semua diserahkan ke swasta,” ujarnya.

Sementara Fachroji sendiri mengungkapkan bahwa Balai Pustaka kini tengah menapaki babak baru. “Kami tak hanya menerbitkan buku. Kami juga bergerak di dunia digital, bahkan sudah masuk ke ranah sinetron dan produksi konten kreatif,” jelasnya penuh semangat.

Namun di balik semua inovasi itu, Fachroji tetap menegaskan akar sejarahnya. “Tanpa buku-buku Balai Pustaka, tak akan lahir para cerdik cendekia bangsa. Tak akan muncul para profesor kita. Itu fakta sejarah,” katanya dengan mata berbinar.

Menutup perbincangan, MS Kaban menambahkan kalimat yang seolah menjadi penanda babak baru perjuangan keduanya—dulu di kehutanan, kini di dunia literasi.

“Kita sedang mencatat sejarah masa depan. Apakah negara masih berpihak pada misi mencerdaskan kehidupan bangsa yang diemban Balai Pustaka atau tidak—waktu yang akan membuktikan,” ujarnya pelan, namun tegas.

Dan sore itu, di bawah langit Matraman yang teduh, dua sahabat lama kembali bersua—mengingat masa lalu, sekaligus menanam keyakinan: bahwa literasi, seperti hutan, hanya akan tumbuh jika terus dirawat. | red.

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

BPJS Bukan Barang Dagangan..!

Dalam seting konspiratif ala novel-novel sohor Pak John Grisham, ancaman hukum jarang datang dari gedung pengadilan. Tapi sering datang...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img