32.7 C
Jakarta
spot_img

BERFIKIR HOLISTIK

Published:


The Inspiring Qur’an Series | visibangsa.com – Bogor, Dalam al-Quran ada sebuah surat yang bernama al-Kahfi artinya Goa. Surat ke 18 ini bercerita tentang 4 kisah masa lalu yang sarat makna dan hikmah. Kisah Ashabul Kahfi, kisah Nabi Musa As dan nabi Khidir As, kisah dua bersaudara, dan kisah Dzul Qarnain.

“Saya ingin sedikit mengulas potongan kisah perjalanan Nabi Musa dalam berguru kepada Nabi Khidir As,” ujar akademisi Universitas Ibn’ Khaldun, Dr. Syukron Ma’mun Al-Bhogori, lewat tulisan The Inspiring Qur’an Series yang dikirimkan kepada redaksi visibangsa.com, Sabtu pagi (3/8-2024) melalui aplikasi pesan singkat.

Dalam surat al-khafi ayat 68 dikatakan { وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا } yang artinya “Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedangkan engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS al-Kahfi :68)

Penggalan dari ayat diatas menjelaskan tentang dialog Antara Nabi Musa As dan Nabi Khidir As terkait penolakan Nabi Khidir atas permintaan nabi Musa untuk belajar kepadanya.

Nabi Khidir berkata; “engkau tidak akan bisa bersabar atas sesuatu yang belum engkau kuasai atau ketahui”.

Kata kuasai atau ketahui dalam ayat diatas diungkapkan dengan kata tuhith (تحط) yang berasal dari أحاط-يحيط yang artinya melingkari. Dalam kontek ini menguasai sesuatu dari segala sisi atau sudut.
Bisa sisi bahasa, sisi istilah, sisi sejarah, sisi hikmah, sisi hukum, sisi sosiologis, psikologis dan lain sebagainya.

“Artinya, Nabi Khidir As ingin menyampaikan kepada nabi Musa bahwa, perlu melihat sesuatu itu secara holistik, luas dan jangan parsial atau sempit,” jelas pria yang kerap disapa Ustadz Syukron ini.

Karena cara pandang yang sempit, akan menyebabkan seseorang mudah memvonis, menyalahkan bahkan akhirnya menyesatkan orang lain, sebelum mendapatkan hikmah dan pelajaran.

Dan terbukti dalam perjalanannya, Nabi Musa As mudah menyalahkan apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir As. Bahkan, Musa menuduh Khidir melakukan kesesatan, kemungkaran dan juga kesalahan yang besar.

Ketidak sabaran kita atas ujian dari Allah، bisa jadi karena مالم تحط به خبرا yakni parsial dan sempit dalam berfikir.

Ketidak sabaran kita atas perilaku guru kita, bisa jadi karena مالم تحط به خبرا

Ketidak sabaran kita atas sikap sahabat kita, bisa jadi karena مالم تحط به خبرا

Ketidak sabaran kita atas perilaku pasangan hidup kita, bisa jadi karena مالم تحط به خبرا

Ketidak sabaran kita atas Masalah yang kita hadapi ,bisa jadi karena مالم تحط به خبرا

Dan ketidak sabaran kita juga atas tulisan orang yang kita baca ,dan kita kemudian menyimpulkannya dengan kesimpulan yang salah ,bisa jadi karena مالم تحط به خبرا

Jadi intinya, dengarkan dulu, baca dulu pelan-pelan, pikir kan, cerna ,renungkan , dan kalo tidak paham tanyakan, in syaa Allah anda akan bisa bersabar dan tidak menuduh yang bukan-bukan dan berkesimpulan yang salah.

“Al-Quran mengajarkan dan memerintahkan kita bukan hanya sekedar berfikir, tapi juga berfikir secara holistik, universal dan komprehensif,” Dr. Syukron Ma’mun Al-Bhogori | red.

Facebook Comments Box
spot_img

Related articles

Recent articles