Voice from the Jungle lahir dari kesadaran itu — sebuah ruang yang bukan hanya membahas pohon, satwa, atau tutupan lahan. Di sini, politik hijau bertemu ekonomi karbon, konflik lahan bersinggungan dengan masa depan peradaban, dan semua kembali pada satu pertanyaan: masa depan seperti apa yang ingin kita wariskan?
NEWS & TALKS | VISIBANGSA.COM – Di sebuah sudut ruang sederhana yang disulap menjadi studio mini, suara rimbawan senior Dr. Hadi Susanto Pasaribu mengalun mantap. Pendiri Forest for Life Indonesia itu berbicara bukan sekadar sebagai ahli kehutanan, tetapi sebagai seseorang yang memikul misi: mengembalikan hutan ke jantung percakapan publik.
“Podcast ini kita harap bisa mengedukasi publik, sehingga ketika pemerintah merumuskan kebijakan, publik tahu,” ujarnya, Kamis (13/11-2025) dalam tayangan podcast Voice from the Jungle edisi uji coba yang menegaskan alasan mengapa saluran bincang soal hutan ini, mesti hadir dalam lanskap media sosial di Indonesia.
Hadi tak memilih nama Voice from the Jungle secara kebetulan. “Kenapa bukan ‘suara dari hutan’? Karena hutan itu jelas. Tapi jungle menggambarkan ada dinamika, ada pertarungan,” katanya. Pertarungan yang ia maksud bukan sekadar persoalan pohon, tetapi benturan kepentingan, narasi, hingga arah peradaban.
Dalam episode uji coba ini, hadir pula Dr. Wandojo Iswanto, yang menyoroti jarak pemahaman antara masyarakat dan dunia rimba. “Hutan itu selama ini dimaknai para forester saja. Publik perlu tahu manfaat nyata hutan: ekonomi, teknologi, kesehatan. Bahwa banjir, kekeringan, penyakit, itu banyak bersumber dari rusaknya hutan,” jelasnya. Ia menyebut publik harus mulai memahami bahwa hutan bukan ornamen alam — melainkan fondasi kehidupan.
Sementara itu, Dr. Agus Djoko Ismanto mengingatkan dampak fatal jika masyarakat abai. “Ketika rakyat tidak memahami hutan, keputusan politik pasti didominasi pemikiran yang tidak mempertimbangkan hutan,” ujarnya. Namun ia optimistis: semakin banyak orang sadar bahwa forest for life, semakin besar pula keinginan publik untuk memiliki hutan yang sehat dan lestari.
Voice from the Jungle lahir dari kesadaran itu — sebuah ruang yang bukan hanya membahas pohon, satwa, atau tutupan lahan. Di sini, politik hijau bertemu ekonomi karbon, konflik lahan bersinggungan dengan masa depan peradaban, dan semua kembali pada satu pertanyaan: masa depan seperti apa yang ingin kita wariskan?
“Selamat datang di Voice from the Jungle, satu-satunya saluran bincang-bincang soal kehutanan dan lingkungan hidup di Indonesia,” sapa Hadhy Priyono, sang host, membuka percakapan yang mengundang publik masuk lebih dalam ke rimba pengetahuan yang selama ini terlupakan.
Di tengah riuh isu politik dan ekonomi yang kerap menenggelamkan suara alam, Voice from the Jungle hadir untuk memastikan rimba tak sekadar bergema — tapi didengar. | red.
