Minggu, Desember 7, 2025

WHOOSH: Warisan Busuk, Bisa Jebak Presiden Prabowo

Must Read

Ketika Luhut Binsar Pandjaitan menyebut proyek kereta cepat Whoosh sebagai “barang busuk”, publik tersentak — sebab yang bicara bukan oposisi, tapi tokoh inti dari lingkaran kekuasaan Jokowi sendiri. Ucapan itu seperti membuka borok yang selama ini ditutup rapat: proyek kebanggaan nasional itu ternyata lebih banyak jadi beban daripada manfaat.

Opini Ekonomi Politik | VISIBANGSA.COM – Disadari oleh Luhut sendiri atau tidak, ucapannya yang menyebut Whoosh sebagai “barang busuk”, menjadi sinyal keras: ada persoalan besar di balik tata kelola proyek strategis nasional yang satu ini.

Kereta cepat Jakarta–Bandung yang dijanjikan akan menjadi simbol modernitas justru berubah menjadi simbol megaproyek gagal: pembengkakan biaya hingga belasan triliun, penumpang tak sesuai proyeksi, dan utang menumpuk di bawah skema pembiayaan China. Kini muncul wacana restrukturisasi utang yang kabarnya disertai syarat agar proyek diteruskan ke Surabaya.

Itu artinya: Indonesia bisa dipaksa berutang lagi hanya untuk menutup utang lama. Debt trap klasik dalam kemasan kerja sama strategis.

Dari sisi ekonomi politik, ini bukan sekadar proyek transportasi — ini persoalan kedaulatan. Siapa yang sebenarnya mengendalikan arah pembangunan kita? Pemerintah yang berdaulat, atau kreditur asing yang memegang kontrak dan utang?

Dan kini, beban itu berpindah ke pundak Presiden Prabowo. Jika ia setuju melanjutkan proyek hingga Surabaya, maka ia resmi mewarisi bom waktu ekonomi dan politik dari rezim sebelumnya. Namun jika ia menolak, hubungan diplomatik dengan Beijing bisa retak, dan elite lama akan menuduhnya anti-investasi. Inilah jebakan yang sesungguhnya: Prabowo damned if he does, damned if he doesn’t.

Apalagi sejumlah pihak kini tanpa tedeng aling-aling mulai bersuara agar KPK menelisik mega proyek ini yang disinyalir penuh praktek rasuah hingga nilainya membengkak.

Kini, semua mata tertuju pada Prabowo. Apakah ia berani memutus rantai utang dan kepentingan asing itu sembari mendorong KPK melakukan investigasi, atau justru ikut menandatangani sejarah baru ketergantungan ekonomi Indonesia?

Satu keputusan akan menentukan: apakah Whoosh berhenti sebagai pelajaran mahal, atau menjadi jerat baru dalam rel panjang politik utang negeri ini. | Penulis Host JUST TALKS Jurnal Politik TV

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Latest News

SOAL PAJAK BERKEADILAN : Pemerintah Zalim Jika Abaikan Fatwa MUI

NEWS & TALKS | VISIBANGSA.COM - Fatwa terbaru Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai pajak berkeadilan mendapat sambutan hangat dari...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img